Kebudayaan Pacitan dan Ngandong


Di antara peralatan rumah tangga kita mengenal alat ulek yaitu Cobek. Berdasarkan sejarah cobek sudah ada ribuan tahun yang lalu, peralatan rumah tangga yang tebuat dari batu ini merupakan warisan nenek moyang dan masih digunakan oleh masyarakat Indonesia khususnya di pulau Jawa.

Manusia pada zaman batu mampu mengembangkan teknologi dengan bebatuan yang digunakan sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan. Dalam praktiknya peralatan yang digunakan masih besifat trial and eror. Zaman teknologi bebatuan ini berlangsung dalam kurun waktu yang panjang sehingga R. Soekomo Salah seorang pengantar sejarah Kebudayaan Indonesia menjelaskan bahwa zaman batu dibagi menjadi 3 :

1. paleolitikum,
2. Mesolitikum
3. Neolitikum

Zaman Paleolitikum
Zaman Paleolitikum ini disebut juga sebagai awal zaman batu atau zaman batu tua. penyebutan tersebut berdasarkan pekembangan kebudayaan pada masa paleolitikum masih sangat sederhana dan kasar. kebudayaan paleolitikum ini secara umum tebagi menjadi 2 yaitu :

a. Kebudayaan Pacitan
Pada tahun 1935 Koeningwald dalam penelitiannya menemukan hasil teknologi bebatuan yang dikembangkan pada zaman batu tua ini yaitu kapak genggak yang diperkirakan digunakan untuk menusuk binatang atau menggali tanah saat mencari umbi-umbi. menurut Koeningswald alat yang ditemukannya dipacitan tersebut bercorak "paleolitik"/ "zaman batu tua" yang bercorak "Chellean" yaitu tradisi yang bekembang pada tingkat awal "paleolitik" di Eropa.
Budaya Pacitan dikenal sebagai tingkat perkembangan budaya batu awal di Indonesia. kesimpulan tersebut disandarkan kepada penemuan Movius bahwa temuan di Punung itu sebagai salah satu corak perkembangan kapak perimbas di Asia Timur. Tradisi kapak perimbas yang ditemukan di Punung itu kemudian dikenal dengan nama “Budaya Pacitan”.

b. Kebudayaan Ngandong
Kebudayaan Ngandong berkembang di daerah Ngandong dan juga Sidorejo, dekat Ngawi. Di daerah ini banyak ditemukan alat-alat dari batu dan juga alat-alat dari tulang. Alat-alat dari tulang ini berasal dari tulang binatang dan tanduk rusa yang diperkirakan digunakan sebagai penusuk atau belati. Selain itu, ditemukan juga alat-alat seperti tombak yang bergerigi. Di Sangiran juga ditemukan alat-alat dari batu, bentuknya indah seperti kalsedon. Alat-alat ini sering disebut dengan flake.
Sebaran artefak dan peralatan paleolitik cukup luas sejak dari daerah-daerah di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Halmahera.




0 komentar