LITOSFER
Litosfer merupakan materi Kompetensi 3 yang terdapat dalam ruang lingkup Materi Fenomena Geosfer yang terdapat dalam kisi-kisi Ujian Nasional SMA/MA . Materi ini bersumber dari buku Erlangga X-Press UN. Untuk mempelajari Materi Ujian Nasional lebih mendalam anda bisa mendapatkan buku Erlangga X-press UN. Buku ini memiliki slogan “Pahami, Kenali, Coba Simulasikan ! DIJAMIN BISA. Dengan slogan tersebut siswa dapat belajar dan mampu memantapkan Materi perkompetensi dengan baik.
Sebelum memulai belajar ada baiknya download kisi-kisi UN 2019 dan Jadwal UN 2019
Apabila anda ingin mendapatkan buku Erlangga X-Press UN silahkan menuju Link dibawah ini:
Litosfer
Belajar Materi UN Geografi Program IPS (Buku Erlangga X-Press UN 
 | |
Materi UN Geografi Program IPS lain 
 | |
Simulasi UN Geografi 
 | |
Kisi-kisi UN 2019 
 | 
1.    Lapisan Kulit Bumi
a.      Kerak bumi/litosfer merupakan lapisan terluar bumi dengan ciri-ciri:
1)    terdiri atas batuan: lapisan silisium dan aluminium (SiAl) dn lapisan silisium serta magnesium (SiM9);
2)   tebal 1 1.200 km, berat jenis 2,8 gram/cm3; dan
3)   terdiri dari kerak benua dan kerak samudra.
b.      Mantel/astenosfer adalah lapisan di bawah kerak bumi dengan ciri-ciri:
1)    berada di bawah Iitosfer;
2)   tebal i 1.700 km, berat jenis 5 gram/cma;
3)   berwujud bahan cair dan berpijar; dan
4)  suhu 2.000° C.
c.       c. lnti bumi/barisfer adalah lapisan bumi yang paling dalam dengan ciri-ciri:
1)    berbahan padat yang tersusun atas nikel dan besi (NiFe);
2)   jari-jari 3.470 km;
3)   inti dalam padat, suhu 1 4.500° C, diameter 2.740 km; dan
4)  inti luar cair, suhu i 2.200° C, tebal 2.000 km.
2.   Batuan Penyusun Kerak Bumi
a.      Batuan beku, yaitu batuan yang dihasilkan dari magma yang membeku. Batuan beku memiliki ciri-ciri: homogen, kompak, tidak ada perlapisan, dan tidak mengandung fosil. Macam-macam batuan beku, antara lain sebagai berikut.
1)    Batuan beku dalam: magma yang membeku jauh di da\am kulit bumi (granit dan grabo).
2)   Batuan beku luar: magma yang membeku di luar ku\it bumi, magmanya menerobos (andesit dan batu apung).
3)   Batuan beku korok: magma yang membeku di da\am gang/korok, pendinginannya cepat (granit fosfer)
b.      Batuan sedimen: pengendapan dari batuan-batuan beku (prosesnya dinamakan diagenesis) Berikut macam-macam batuan sedimen.
1)    Sedimentasi berdasarkan perantaranya
a)   Akuatis: air (batuan breksi, konglomerat, dan batu pasir)
b)   Aeolis/aeris: angin (batuan tanah loss, barchan, dan sand dune)
c)   Marine: air Iaut (batu karang)
d)  Glasial; gletser/es (moren)
2)   Sedimentasi berdasarkan tempat pengendapannya
a)   Limnis : danau dan rawa (Iakustre), tuff danau
b)   Terestris: darat (kontinental), tanah gurun pasir
c)   Fluvial : sungai (pasir, tanah |iat)
d)  Marine : Iaut (radiolaria, lumpur biru, dan lumpur merah)
e)   Glasial : es (batu morena dan batu lim)
3)   Sedimentasi berdasarkan cara pengendapannya
a)   Mekanis: secara mekanis (konglomerat, breksi, batu pasir)
b)   Kimiawi : secara kimiawi (batu kapur, diatomit, dan gips), juga sta|aktit (menggantung di atap), dan stalakmit (di dasar goa)
c)   Organik : melalui kegiatan organik (terumbu karang)
c.      Batuan metamorf: batuan ubah/malihan.
Terbentuknya batuan metamorf disebabkan oleh suhu dan tekanan yang tinggi dalam jangka waktu yang Iama. Batuan metamorf terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:
a)     metamorf  kontak (suhu); marmer dan batu pualam
b)     metamorf dinamo (tekanan); batu pasir dan batu bara
c)      metamorf pneumatolmk (gas); turmalin/permata
d.     Siklus batuan
Siklus batuan adalah proses pembentukan batuan dari magma yang membeku kemudian berubah menjadi batuan beku, Ialu mejadi batuan sedimen, batuan sedimen kemudian berubah menjadi batuan metamorf, dan akhirnya batuan metamorf berubah menjadi magma kembali. Proses ini dipengaruhi oleh cuaca dan tekanan udara. Secara umum, tahapan slklus batuan adalah sebagai berikut.
1)    Magma sebagai material cair penyusun batuan induk.
2)   Magma mengalami proses pendinginan di permukaan Bumi atau di saluran intrusi membentuk batuan beku.
3)   Batuan beku mengalami penghancuran dan pengangkatan ke permukaan Bumi. Penghancuran ini tidak mengubah susunan kimiawi batuan. Batuan mengalami perubahan menjadi batuan sedimen klastis.
4)  Batuan sedimen klastis mengalami proses kimiawi dan organis membentuk batuan sedimen orgams.
5)   Batuan sedimen klastis dan organis mengalami pemanasan dan memperoleh tekanan yang tinggi menghasilkan batuan metamorf.
6)  Batuan metamorf yang bersinggungan dengan magma mengalami pemanasan sangat tinggi sehingga meleleh dan berubah kembali menjadi magma.
3.   Tenaga Pembentuk Muka Bumi
Tenaga pembentuk muka Bumi dibagi menjadi dua bagian. Yaitu sebagal benkut.
a.    Tenaga endogen (tektonisme, vulkanisme, dan seisme)
Tenaga dari dalam bumi yang bersifat membangun/konstruktif. Jenis-jenis tenaga endogen adalah sebagai berikut.
1)      Tektonisa/dislokasi (gerak vertikal atau horizontal dalam waktu yang lambat) yang meliputi sabagai berikut.
a)   Epirogenetik: gerak kulit bumi yang relatif lambat, dalam yvaktu Ianwa, dan meliputi daerah yang luas. Epirogenetik dibedakan menjadu dua, yaitu:
1)    epirogenetik positif, apabila daratan turun dan permukaan Iaut naik;
2)   epirogenetik negatif, apabila daratan naik dan permukaan Iaut turun.
b)   Orogenetik:gerak kulit bumi yang relatif cepat pada wilayah yang relatif sempit, dapat mengakibatkan pegunungan Iipatan dan patahan.
1)    Lipatan/fold, yaitu Iipatan yang terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut.
2)   Petahan / Fault
·      Graben/slenk ; tanah turun
·      Horst ; tamah naik
·      fault scrap: dinding terjal/clifi
·      dekstral: sesar yang bergeser ke kanan,
·      sinistral: sesar yang bergeser ke kiri,
·      fleksur: pergeseran vertikal (Iipatan kepatahan),
·      block mountain: pegunungan blok, kumpulan pegunungan,
·      retakan (joint): struktur retakan terjadi karena pengaruh gaya renggangan sehingga batuan retak-retak, tetapi masih bersambung, di puncak antiklinal dikenal dengan nama joint tektonik, dan
·      pelengkungan (warping): gerak vertikal yang tidak merata pada suatu daerah mengakibatkan lapisan horizontal menjadi melengkung, ke atas membentuk kubah (dome), dan melengkung ke bawah membentuk cekungan (basin).
3)   Retakan, pengaruh renggangan lapisan batuan sehingga lapisan kulit Bumi menjadi retak.
4)  Pelengkungan, gerak vertikal ke atas pada kerak Bumi yang membentuk kubah (dome), sedangkan gerak vertikal ke bawah membentuk basin (cekungan).
Ø  Dampak gejala tektonisme
(1) Timbulnya bencana gempa bumi tektonis dan tanah longsor_
(2) Terbentuknya kantong minyak bumi.
(3) Bentukan-bentukan muka Bumi, seperti cekungan, Iipatan, dan patahan.
2)   Vulkanisme/gunung api
Vulkanisme adalah proses keluarnya magma dari perut bumi, berupa batuan cair, Hat, dan sangat panas. Proses keluarnya magma terbagi menjadi dua, yakni sebagai berikut.
a)   Intrusi magma (magma belum sampai keluar permukaan bumi), terbagi menjadi:
§  batolit : magma membeku di sekitar dapur magma,
§  Iakolit : berbentuk cembung,
§  Iapolit : berbentuk cekung,
§  sill : berbentuk datar, pipih dan melebar,
§  gang : memotong lapisan litosfer,
§  apohsa : gang yang relatif kecil (cabang dari gang). dan
§  diatrerma : bahan intrusif pengisi pipa letusan.
Lapisan kerak Bumi dapat terangkat karena proses intrusi dan membentuk pegunungan
b)   Ekstrusi magma (magma sampai keluar permukaan bumi)
(1) Tiga macam ekstrusi magma
§  Erupsi linear : erupsi yang keluar melalui celah/retakan membentuk deretan pegunungan (misalnya, Gunung Api Laki di Eslandia).
§  Erupsi areal : erupsi yang membuat lubang besar di permukaan bumi (misalnya, Taman Nasional Yellowstone di Amerika Serikat).
§  Erupsi sentral : erupsi yang keluar melalui lubang kecil (misalnya Gunung Muria, Krakatau, dan Vesuvius).
Gunung api di daratan dan di Iautan terbentuk karena ekstrusi magma.
(2) Tiga macam bentuk gunung api
§  Perisai/tameng: gunung api jenis ini bersifat efusif, lava encer (misalnya, Gunung Maona Loa-Maona Kea, dan Kilauea di Kepulauan Hawaii).
§  Maar : gunung api jenis ini bersifat eksplosif, hanya satu kali letusan (misalnya Gunung Lamongan).
§  Strato/kerucut : gunung api jenis ini campuran antara efusif dan eksplosif, bentuknya kerucut berlapis-lapis (misalnya Gunung Merbabu dan Merapi).
c)   Tipe-tipe letusan gunung api
NO 
 | 
Tipe Gunung Api 
 | 
Keadaan Lava 
 | 
Tekanan Gas 
 | 
Kedalaman Lava 
 | 
Contoh Gunung 
 | 
1 
 | 
Hawaii 
 | 
Sangat cair 
 | 
Rendah 
 | 
Sangat dangkal 
 | 
Mauna Loa-Mauna   kea 
 | 
2 
 | 
Stromboli 
 | 
Sangat cair 
 | 
Sedang 
 | 
Dangkal 
 | 
Vesuvius, Raung 
 | 
3 
 | 
Vulkan 
 | 
Cair 
 | 
Sedang 
 | 
Dangkal 
 | 
Etna, Semeru 
 | 
4 
 | 
Peret 
 | 
Cair 
 | 
Saangat tinggi 
 | 
Sangat dalam 
 | 
St. Hellens,  Krakatau 
 | 
5 
 | 
Merapi 
 | 
Kurang cair 
 | 
Rendah 
 | 
Sangat dangkal 
 | 
Merapi 
 | 
6 
 | 
Pelle 
 | 
Kurang cair 
 | 
Sangat tinggi 
 | 
Dangkal 
 | 
Pelle 
 | 
7 
 | 
St. Vincent 
 | 
Kurang cair 
 | 
sedang 
 | 
Dangkal 
 | 
St. Vincent, Kelud 
 | 
d)  Material gunung api
Pada saat terjadi letusan, gunung api mengeluarkan beberapa materiai, di antaranya sebagai berikut.
(1) Bahan padat, yang meliputi bom, Iapili, pasir, dan debu.
(2) Bahan cair, yang meliputi lava, Iahar panas, dan Iahar dingin.
(3) Bahan gas, yang meliputi gas belerang (HZS), uap air (fumarol), mofet/karbon dioksida, mata air panas (makdani/mata air panas mengandung belerang, geise/mata air panas yang memancar).
Ø Dampak gejala Vulkanisme
(1) Sumber panas bumi.
(2) Hasil erupsi gunung api dapat menyuburkan tanah.
(3) Bahan galian atau barang tambang.
(4) Daerah tangkapan hujan.
3)   Seisme/gempa bumi
Bergetarnya bumi disebabkan oleh tumbukan antarlempeng bumi, patahan aktif, gunung api
aktif, atau runtuhan batuan.
a) Berdasarkan proses terjadinya, gempa dibedakan menjadi sebagai berikut.
(1) Gempa tektonik, yaitu gempa yang terjadi karena pergeseran kerak bumi berkaitan dengan peristiwa tektonisme berupa dislokasi atau patahan/sesar.
(2) Gempa vulkanik, yaitu gempa yang terjadi akibat meningkatnya aktivitas magma di dalam iitosfer baik sebelum, pada saat, atau sesudah gunung meletus.
(3) Gempa runtuhan, yaitu gempa yang terjadi akibat adanya runtuhan massa batuan (terban), dan biasanya terjadi di daerah karst dan di areal pertambangan.
b) Berdasarkan jarak pusat gempa (hiposentrum), gempa dibedakan sebagai berikut.
(1) Gempa dalam, yaitu gempa yang terjadi pada 300-700 km di bawah permukaan bumi.
(2) Gempa pertengahan, yaitu gempa yang terjadi pada 100-300 km di bawah permukaan bum.
(3) Gempa dangkal, yaitu gempa yang terjadi kurang dari 100 km di bawah permukaan bumi.
c) Berdasarkan bentuk episentrum, gempa dibedakan menjadi:
(1) gempa linear, yaitu gempa yang episentrum (pusat gempa) berbentuk garis, contohnya gempa tektonik/dislokasi, dan
(2) gempa sentral, yaitu gempa yang episentrumnya berbentuk titik, gempa gunung api, dan gempa runtuhan.
d) Berdasarkan jarak episentral, gempa dibedakan menjadi:
(1) gempa Iokal, yaitu gempa dengan ketentuan jaraknya kurang dari 10.000 km,
(2) gempa jauh, yaitu gempa yang jaraknya sekitar 10.000 km, dan
(3) gempa sangat jauh, yaitu gempa yang jaraknya lebih dari 10.000 km.
e) Tiga macam gelombang gempa, yaitu sebagai berikut.
(1) Gelombang longitudinal/gelombang primer (p) 7-14 km per detik dan periode gelombang 5-7 detik.
(2) Gelombang transversa /gelombangsekunder (s) 4-7 km per detik dan periode gelombang 11-13 detik.
(3) Gelombang panjang/gelombang permukaan 3,5-3,9 km per detik dan periode gelombang relatif Iama.
b.  Tenaga eksogen (pelapukan, erosi, sedimentasi, dan mass wasting)
Tenaga dari luar perut bumi yang bersifat merusak. Tenaga eksogen antara lain sebagai berikut.
1)    Pela ukan, yakni penghancuran massa batuan (bed rock). Pelapukan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu iklim dan cuaca, topografu, struktur batuan, dan faktor buologus (tumbuhan dan hewan). Pelapukan yang terjadi dapat dibedakan menjadi tiga, yakni sebagai berikut.
a.      Pelapukan mekanik (isis): pelapukan yang terjadi karena pengaruh iklim (hancurnya batuan di gurun karena pengarusuhu yang besar
b.      Pelapukan kimiawi: pelapukan yang terjadi karena adanya proses kimia pada batuan (di daerah kapur terjadinya dolina, uvala, stalaktit, dan stalakmit sebagai akibat reaksi air dengan kapur).
c.       Pelapukan biologis: pelapukan yang terjadi karena pengaruh organisme (akar tumbuhan menghancurkan batuan).
2)   Erosi, yakni proses terkikisnya batuan karena terbawa oleh air (Eb/HSI), angin (korosi/deflasi) gelombang laut (abrasi), ataupun gletser (ekharasi).
Bentuk-bentuk erosi 
 | 
Hasil Erosi 
 | |
Air laut 
 | 
Angin 
 | |
a.    Flash erotion  (erosi percikan) 
b.    Overland   erotion (erosi aliran permukan) 
c.    Rill   erotion (erosi alur) 
d.   Gully   erotion (erosi parit) 
e.    Streambank   erotion (erosi tebing) 
f.       Sheet erotion (erosi lembar) 
 | 
a.       Cliff: pantai yang berdinding curam 
b.       Relung: cekungan yang terdapat di dinding cliff 
c.       Dataran abrasi: hamparan wilayah datar akibat abrasi 
d.    Pantai   fjord: pantai berlekak-lekuk 
e.       Pantai slieren: pantai seperti fjord tetapi Iekukannya  tidak terllu dalam 
f.        Gosong: timbunan pasir hasil pengikisan air laut 
g.       Tombolo: gosong yang menghubungkan pulau karang dengan  pulau utama. 
 | 
a.      Batu jamur (mushroom rock) 
b.    Guguk   pasir/gumuk pasir 
 | 
3)   Sedimentasi
Pengendapan material hasil erosi di permukaan bumi. Berdasarkan tempat pengendapannya, sedimentasi dibedakan sebagai berikut.
(a)            Sedimentasi fluvial, dapat membentuk delta (di muara sungai), delta bar (di tengah sungai), dan flood plain (dataran banjir)
(b)            Sedimentasi aeolis, dapat membentuk sand dunes (gumuk pasir), barchan (gumuk pasir bentuk tapal kuda), dan tanah los (endapan debu di sekitar gurun).
(c)            Sedimentasi marine, dapat membentuk tombolo, gosong, beach ridge, spit, dan bar.
(d)            Sedimentasi gletser (bentuk lembah V menjadi U).
4)  Mass wasting (tanah bergerak), terjadi akibat perpindahan massa batuan karena gaya berat
Mass wastng dapat dibedakan menjadi:
(a) tanah longsor (land slide),
(b) tanah amblas (subsidence),
(c) tanah nendat (slumping): longsoran terputus-putus seperti teras,
(d) tanah mengalir (earth flow): gerakan tanah jenuh pada lereng landai,
(e) lumpur mengalir (mud flow): mengalir dengan kadar air yang tinggi, dan
(f) rayapan tanah (soil creep): gerakan tanah yang lembap pada lereng landai.
4. Dinamika Pedosfer
a. Faktor-faktor yang memengaruhi proses pembentukan tanah
Hasil pelapukan batuan secara biologis, tisis, dan kimiawi membentuk tanah. Faktor-faktor yang memengaruhinya adalah sebagai berikut.
1)    Iklim unsur suhu dan curah hujan memengaruhi pelapukan batuan secara fisis maupun kimiawi.
2)   Organismez aktivitas organisme dapat menguraikan bahan organik tanah secara biologis ` sehungga tanah kaya unsur hara.
3)   Batuan induk: batuan induk adalah bahan utama pembentuk tanah. Batuan induk terpengaruh iklim sehingga mengalami pelapukan dan perubahan secara fisis dan kimiawi.
4)  Topograli, kemiringan lereng memengaruhi tingkat material hasil erosi yang diendapkan.
5)   Waktu, waktu menentukan perkembangan tanah sehingga dikenal tanah muda, tanah tua, dan tanah dewasa.
b. Jenis-jenis tanah di Indonesia
1)    Aluvial: tanah yang berasal dari endapan lumpur, sifatnya subur untuk pertanian (Sumatera bagian utara, Jawa bagian utara, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Papua bagian selatan).
2)   Vulkanis: tanah yang berasal dari pelapukan batu-batuan vulkanis, lava, dan abu vulkanis yang telah membeku. Tanah vulkanis subur untuk pertanian (Jawa, Sumatera, Bali, dan daerah yang bergunung api).
3)   Humus: berasal dari tumbuhan yang telah membusuk, sangat subur, dan berwarna hitam (Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua).
4)  Laterit: tanah yang banyak mengandung zat besi dan aluminium, tidak subur, dan berwarna merah muda.
5)   Podzolik: tanah yang berasal dari pelapukan batuan yang mengandung kuarsa pada iklim basah dengan curah hujan 2.500-3.000 mm per tahun, di Nusa Tenggara cocok untuk perladangan, kebun karet, teh, dan kopi.
6)  Organosolz berasal dari bahan induk organik, gambut, dan rumput rawa pada iklim basah dengan curah hujan lebih dari 2.500 mm per tahun. Terdapat di daerah pasang surut di daratan timur Sumatera, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Sumatera Barat. Tanah ini kaya unsur hara.
7)   Kapur: tanah yang berasal dari batuan kapur yang terdapat di daerah pegunungan kapur vang berumur tua. Tanah ini tidak subur, tetapi masih dapat ditanami pohon jati, seperti
8)  Pasir: tanah dari batu pasir yang telah melapuk (misalnya, bukit pasir di Pantai Parangtritis DI Yogyakarta).
c.   Profil tanah
Profil tanah merupakan susunan struktur tanah. Semakin banyak lapisan tanah, semakin tua tanah tersebut. Berikut struktur horizon tanah.
1) Horizon O : horizon organik yang merupakan lapisan tanah teratas.
2) Horizon A : horizon mineral paling atas yang letaknya di bawah horizon O. Horizon ini mengandung bahan organik.
3) Horizon B : horizon mineral yang memiliki konsentrasi lempung struktur lebih mampat.
4) Horizon C : horizon mineral yang masih berbentuk bahan induk.
5) Horizon R : lapisan batuan induk tanah berupa batuan yang masih utuh.
d. Usaha mengurangi erosi tanah
1)  Cara vegetatif (memanfaatkan jenis tanaman untuk mencegah erosi). Cara ini meliputi ` sebagai berikut.
a)  Penghijauan dan reboisasi: menanami kembali hutan yang gundu|
b) Countur strip cropping: bercocok tanam membagl dlam bentuk yang sempit dan memanjang searah gans kontur.
c) penutuparf Iahan miring dengan tanaman keras.
d) Strip cropping: penanaman yang arahnya tegak Iurus dengan garis kontur.
e) Crop rotation: pergantian jenis tanaman.
f) Wind break: menanam tanaman untuk menahan angm.
g) Countur farming: menanam searah garis kontur.
2) Cara mekanik (teknik-teknik untuk mengolah tanah). Cara ini meliputi sebagai berikut.
a) Terasering: penanaman dengan sistem berteras pada Iahan miring.
b) Countur plowing: membajak searah garis kontur.
c) Pembuatan tanggul/guludan: petak tanah yang telah digemburkan.
d) Perbaikan irigasi.
3) Cara kimia (dengan bahan-bahan kimia untuk memperbaiki struktur tanah). Cara ini jarang
digunakan karena biayanya mahal.
5.    Mitigasi Bencana Geologis
Mitigasi adalah tindakan pengurangan risiko bencana. Tindakan mitigasi yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut.
a.      Mitigasi bencana gunung berapi
Upaya memperkecil jumlah korban jiwa dan kerugian harta benda akibat letusan gunung berapi  tindakan yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut.
1)         Memakai masker dan kacamata saat hujan abu vulkanik.
2)        Tidak mendekat ke sungai-sungai yang berhulu di puncak gunung
3)        Mengikuti rute evakuasi yang sudah ditetapkan pernerintah.
4)       Mengungsi ke wilayah yang lebih aman.
b.    Mitigasi bencana tsunami
1)    Berlindung di tempat yang lebih tinggi seperti perbukitan.
2)    Menjauhi kawasan pantai.
3)    Saat berada di kapal, arahkan kapal menuju laut lepas untuk menghindari empasan gelombang tsunami.
c.    Mitigasi bencana gempa bumi
1)    Berlindung di bawah meja atau tempat tidur saat berada di dalam rumah.
2)    Menjauhi bangunan tinggi, gedung, dan pohon tinggi.
3)    Mencari tempat terbuka yang cukup Iuas saat berada di Iuar gedung.
4)    Menggunakan tangga darurat saat berada di dalam gedung.
d.   Mitigasi bencana banjir
1) Mematikan aliran iistrik.
2) Menjauhi saluran air.
Sumber rujukan ; Tim Progresif, Dra. Sri Wiyanti, M.Pd, Martin Wibowo, S.Pd, 2017, Erlangga X-press UN 2018 SMA/MA Geografi Program IPS
Untuk mempelajari materi lebih mendalam melalui buku anda dapat memesan buku Erlangga X-press UN 2018 SMA/MA Geografi Program IPS melalui link di bawah ini.
Belajar Materi UN Geografi Program IPS (Buku Erlangga X-Press UN 
 | |
Materi UN Geografi Program IPS lain 
 | |
Simulasi UN Geografi 
 | |
Kisi-kisi UN 2019 
 | 



0 komentar